Boleh Idealis, Tidak Egois

Hip Hop dan grafiti dua unsur yang pada kenyataannya memang tidak bisa dipisahkan. Pun yang terjadi di masing-masing kota di Indonesia. Setiap kawan-kawan grafiti, sedikit banyak berkawan juga dengan kawan-kawan yang hobi nge-rap.

Di Jakarta, kami perhatikan ada kedekatan khusus antara Tuantigabelas dan Kawan-kawan penghuni Gardu House.

Seberapa dekat sih lo dengan kawan-kawan di Gardu House?

Dekat!!! Bisa dibilang saya dan kawan-kawan Westwew punya banyak hutang ke teman teman Gardu House, kita belajar berteman, berorganisasi, berbisnis, dan bergerak, sedikit banyak belajar dari teman teman Gardu House.

Awal ceritanya gimana tuh?

Perkenalan awal dimulai dari Street Dealin’, dari situ saya dapat kesempatan untuk tour bareng teman-teman Gardu House selama sebulan di Sumatera. Dimoment itu gue bener-bener observasi apa yang mereka lakukan, gimana caranya dan tujuan akhirnya apa, juga bagaimana mereka menyebarkan virus dan regenerasi.

Banyak banget knowledge dan wisdom yang gue dapat dari mereka dan masih coba gue aplikasikan sampai saat ini.

Hip-Hop dan Grafiti beberapa tahun terakhir menjadi komoditas yang banyak dilirik industri besar. Thought?

Its a good thing actually.

Tinggal bagaimana si pelaku dalam dua scene itu punya value dan tetap bisa menjaga warna nya ditengah industri yg mulai masuk. Dan si artist atau kolektif juga akhirnya punya bargain power terhadap industri, tinggal balik ke individu/kolektif nya aja.

Kalo kebablasan dan malah jadi Money Oriented?

When it’s come to work, ada harga yang harus dibayar memang menurut gue.

Ada waktu, tenaga dan pikiran yang dikeluarkan oleh teman-teman seniman yang lain, jadi sudah jelas itu harus dihargai, tp ini konteksnya untuk brand atau industri, biar kita juga ga digampangin sama mereka.

Tapi when it’s come to community, siapapun yang berasal dari rumah bernama komunitas/kolektif, mereka pasti tau bahwa ketika ada panggilan ke “rumah”, ya mereka tau itu saatnya bayar hutang, saatnya giving back ke kultur dan komunitas yang membesarkan mereka.

Jadi tergantung pelakunya, kalau mereka punya hati dan tau diri, pasti ga akan ada istilah money oriented utk komunitas. Kalau sampai ada yang money oriented ke komunitas, ya memang sampah aja yang begitu, dan banyak.

Last words..

Perbedaan mainstream dan sidestream cuma cara berfikir, cara bergerak harus imbang.

Jadi idealis boleh, tapi jangan egois. Karena tiap scene adalah estafet, kalau tongkatnya berhenti di loe, ya berarti loe dah finish, berhenti disitu, ga akan bisa lari lebih jauh lagi.

Leave a Reply

DRIPSNDROPS™ We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications